Ketika Rasulullah SAW hijrah dan tiba di Madinah, struktur perekonomian kota saat itu telah banyak dikuasai oleh pasar milik komunitas Yahudi Bani Qainuqa’, terutama di sektor tekstil dan perhiasan.
Pasar mereka berlokasi di sisi tenggara Masjid Nabawi. Jika merujuk pada tata kota Madinah saat ini, kawasan tersebut berada di Distrik Qurban. Namun, pasar ini dikenal luas karena praktik-praktik dagang yang tidak jujur. Kecurangan dalam timbangan, penipuan dalam transaksi, hingga praktik riba menjadi hal yang lumrah di sana.
Allah SWT mengecam tindakan seperti ini dalam Al-Qur'an:
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi."
(QS. Al-Muthaffifin: 1–3)
Sebagai respon terhadap situasi tersebut, Rasulullah SAW mendirikan pasar alternatif yang berlandaskan prinsip-prinsip kejujuran dan etika dagang dalam Islam. Pasar ini dibangun di sisi barat Masjid Nabawi dan segera mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Para pedagang mulai berpindah, dan aktivitas ekonomi perlahan beralih ke pasar yang dikelola langsung oleh Rasulullah.
Seiring waktu, kawasan tersebut menjadi sangat ramai. Banyak orang yang datang dan menambatkan unta tunggangannya di area tersebut. Dalam bahasa Arab, aktivitas unta yang duduk atau berhenti dikenal dengan kata “Nākhāt” (نَاخَت), sehingga tempat tersebut dikenal dengan nama Al-Manakhah, yang berarti tempat berhentinya unta.
Kini, wilayah bersejarah ini telah ditata ulang dan difungsikan sebagai sebuah taman kota yang luas. Letaknya berdampingan dengan sejumlah masjid bersejarah seperti Masjid Umar bin Khattab, Masjid Ghamamah, Masjid Abu Bakar, dan Masjid Ali bin Abi Thalib. Kawasan ini juga dikenal sebagai pusat wisata religi dan komersial, dengan berbagai kios dan stan produk oleh-oleh, parfum, dan buku Islami.
Salah satu yang menarik adalah booth toko buku Dar al-Zaman, yang sebelumnya berlokasi di sisi utara Masjid Nabawi, dan kini hadir di area Al-Manakhah, menghadirkan literatur Islam dari berbagai disiplin ilmu.
Jamaah Chatour Travel Menapak Jejak Sejarah
Alhamdulillah, para jamaah Chatour Travel program Umroh 14 Hari (GA 30 Juli 2025) mendapat kesempatan istimewa untuk menapaki kawasan bekas pasar yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW. Beberapa jamaah bahkan turut berbelanja di pertokoan modern yang berdiri di lokasi bersejarah tersebut, yang kini menjual berbagai pernak-pernik dan oleh-oleh khas umroh.
Mengunjungi Al-Manakhah bukan sekadar melihat sebuah lokasi wisata religi, tapi juga menyelami warisan ekonomi Rasulullah SAW yang menjunjung tinggi kejujuran, keberkahan, dan keadilan dalam berdagang.
Nanang Fachruroji, A.Md., CAH., CAU
Pembimbing Umroh & Haji – Chatour Travel
Informasi Lebih Lanjut
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Chatour Halal, calon jamaah dapat menghubungi:
Hotline kantor pusat 0822-2433-2700
Web Resmi https://chatourtravel.id/
Chatour Travel MIlad Chatour Travel ke-17 Tabungan Umroh Umroh Keluarga Bahagia Rekomendasi Travel Umroh & haji Gresik Travel umroh terpercaya Travel umroh Terbaik Jawa Timur